![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHiekp3gCLF8vJgDv0s1BUMCsSJ6lyOZRtnn9Dz19kmBG0GrblBhcMIrhzqvKJopqNT48REP7_5-gbzC0tDOSfWTK6J4337IBHIGMTQViL0YKWGXfC4mR4AR5sx8HiQZciqQfQA0KWXDYY/s1600/larangan+dalam+puasa.jpg)
Puasa adalah menahan diri
dari hawa nafsu, keinginan makan, minum, bersetubuh dengan istri dan yang
sejenisnya sejak terbitnya fajar sidhiq hingga terbenamnya matahari dengan niat
mendekatkan diri kepada Allah swt. Oleh karena itu perhatikan hal-hal yang
berkaitan denga puasa berikut ini agar puasa kita ada nilai di sisi Allah swt.
1.
Menyegerakan
berbuka puasa
Merupakan sunnah Nabi saw.
bila waktu maghrib telah yakin tiba hendaknya segerakan berbuka puasa sebelum
mengerjakan shalat magrhrib walau hanya dengan sebutir kurma atau seteguk air.
Sebagaimana sabda Nabi saw.:
“Dari Sahl bin Said r.a. Rasulullah saw. telah bersabda: Senantiasa
manusia dalam kebaikan selama mereka menyegerakan.”
(H.R. al-Bukhari)
2.
Berbuka
puasa disunnahkan ta’jil dengan kurma
Awalilah berbuka puasa
dengan kurma sebelum memakan yang lainnya dan disamaka dengan buah kurma
makanan lainnya yang mengandung manis-manis, bila seseorang tidak mendapatkan
kurma untuk berbuka puasa maka ia dianjurkan meminum air putih terlebih dahulu.
Dianjurkan demikian karena buah kurma mengandung berkah, lebih banyak
manfaatnya untuk meguatkan tubuh terutama untuk mata sedangkan air mengandung
kesucian dan sangat berguna untuk membasahi hati yang telah kering sepanjang
hari.
Hadis Nabi saw.:
“Dari Anas, Nabi saw. biasa berbuka dengan rotab (kurma gemadung)
sebelum shalat; kalau tidak ada, dengan kurma, kalau tidak ada juga, Beliau
meminum beberapa teguk air.”
(H.R. at-Tirmidzi)
3.
Membaca
doa ketika akan berbuka puasa
Disunnahkan membaca doa
terlebih dahulu sebelum berbuka puasa.
4. Mengakhirkan makan sahur
Makan
sahur itu banyak mengandung berkah, bersahurlah walau dengan seteguk air.
Adapun waktu makan sahur disunnahkan sesudah tengah malam, agar dapat
memberikan kekuatan dalam berpuasa. Rasulullah saw. biasa makan sahur di ketika
hampir subuh. Disunnahkan makan sahur ini juga menjadi pembeda dari puasanya
kaum muslimin dengan puasanya ahlul kitab.
Hadis
Nabi saw.:
“Dari Abi Dzar: Rasulullah saw.
bersabda: Umatku senantiasa dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur da
menyegerakan berbuka.”
(H.R. Ahmad)
5. Tidak melayani emosi atau makian orang
lain
Bagi orang yang berpuasa
dituntut agar dapat menahan diri dari emosi dan tindakan yang tidak terpuji,
bila ada yang memancing emosi atau cercaan orang terhadap dirinya hendaknya
tidak melayaninya dann katakanlah kepadanya bahwa saya sedang berpuasa.
Bila hal tersebut dapat
dilakukan berarti puasanya terpelihara dari gangguan-gangguan yang dapat
menghilangkan pahala ibadah puasa.
Sabda Nabi saw.:
“Dari Abu Hurairah, berkata: Rasulullah saw. bersabda: Bukanlah orang
yang berpuasa itu karena tidak makan dan minum, akan tetapi yang dinamakan
berpuasa adalah karena meninggalkan perkataan yang sia-sia dan jorok. Karena
itu jika ada orangyang memakimu atau berbuat jahil kepadamu katakanlah: Aku
sedang berpuasa, Aku sedang berpuasa.”
(H.R. Ibnu Khuzaimah, Ibnu
Hibban dan al-Hakim)
6.
Berlaku
jujur dengan meninggalkan ucapan dan perbuatan yang sia-sia
Orang yang berpuasa harus
senantiasa berperlakubaik, jujur dan terpuji agar mendapat ridha Allah swt. Karena
orang yang berpuasa tidak mampu meninggalkan perbuatan dusta tersebut, maka ia
tidak akan mendapatkan pahala puasanya sedikit pun.
Sabda Nabi saw.:
“Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa tidak
meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan jahat, maka Allah tidak memerlukan
perbuatannya dalam meninggalkan makan dan minum.”
(H.R. al-Bukhari)
7.
Menahan
diri dari nafsu birahi di siang hari
Pasangan suami istri harus
saling menahan dorongan birahi untuk bersetubuh di siang bulan Ramadhan. Bila mereka
melakukan hubungan badan di siang bulan Ramadhan maka salah satu di antara
suami atau istri harus membayar salah satu kifarat atau denda berikut ini.
a.
Memerdekakan seorang budak;
b. Jika tidak mampu memerdekakan seorang budak
atau sulit/tidak ada budak maka ia harus berpuasa dua bulan berturut-turut;
c.
Bila tidak mampu maka ia harus memberi makan
60 orang fakir miskin;
d.
Bila tidak mampu ia harus bersedekah menurut
kemampuannya;
e.
Bila tidak mampu juga, ia bebas dari kifarat
atau denda tersebut.
Hadis Nabi saw.:
“Dari Abu Hurairah, berkata:Telah datang seseorang kepada Nabi saw. lalu
ia berkata: Saya telah binasa, wahai Rasulullah. Rasulullah bersabda: Apa yang
membinasakanmu? Jawabnya: Saya telah menyetubuhi istri saya pada bulan
Ramadhan, kemudian Nabi bertanya: Apakah engkau mampu memerdekakan budak?
Jawabnya: Tidak. Nabi bertanya: Mampukah engkau dua bulan puasa berturut-turut.
Jawbanya: Tidak! Nabi bertanya lagi: Mampukah engkau memberi makan 60 orang
miskin. Jawabnya: Tidak! Kemudian ia duduk. Lalu ada orang yang membawakan kepada
Nabi segantang kurma lalu Nabi bersabda: sedekahkanlah ini. Lalu ia menjawab:
Apakah diberikan kepada orang yang lebih miskin dari pada kami? Karena tidak
ada penghuni rumah yang ada di antara dua batu hitam yang lebih memerlukan
makanan dan minum dari pada kami. Lalu Nabi tertawa hingga gigi taringnya
kelihatan, kemudian bersabda: Pergilah dan berikanlah makanan ini kepada
keluargamu.”
(H.R. Muslim)
8.
Memperbanyak
doa ketika berbuka
Doa orang yang berbuka puasa
baik puasa wajib maupun sunnah tidak akan disia-siakan, karena doanya akan
diterima oleh Allah swt. Terlebih memohon rahmat dan ampunan-Nya.
Sabda Nabi saw.:
“Dari Abdullah bin Amr bin Ash, berkata: Rasulullah saw. bersabda: Bagi
orang yang berpuasa ada doa yang tidak akan ditolak ketika berbuka berdoa: Allaahumma as-aluka bi rohmatika allatii
wasi’at kulla syai’in antaghfirolii (Wahai Tuhan, aku mohon kepada-Mu
dengan rahmat-Mu yang meliputi segala-galanya agar Engkau ampuni aku.”
(H.R. Ibnu Majah)
9. Memperbanyak sedekah dan tadarus Al-Qur’an
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia di antara
bulan-bulan lainnya. Merupakan kesempatan terbaik dan terbesar bagi kaum
muslimin untuk meningkatkan amal dan ibadah di bulan Ramadhan. Rasulullah berlaku
lebih dermawan lagi di waktu bulan Ramadhan, untuk itu setiap muslim yang mampu
hendaknya memperbanyak sedekah dan tadarus Al-Qur’an karena akan menambah
kebajikan kita berlipat-lipat di bulan Ramadhan.
Sabda Nabi saw.:
“Dari Ibnu Abbas, berkata:
Rasulullah saw. adalah orang yang paling dermawan dan lebih besar kedermawannya
pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya setiap malam Ramadhan, lalu tadaru
Al-Qur’an (dengan pelan). Sungguh Rasulullah ketika ditemui Jibril menjadi
orang yang lebih bermurah hati dalam memberikan kebaikan sehingga lebih banyak
daripada tiupan angin.”
(H.R. Muslim)
10.
Menghiduokan
bulan Ramadhan dengan qiyamul lail dan i’tikaf
Pada malam Ramadhan hendaknya melaksanakan salat Tarawih,
terlebih sepuluh hari akhir bulan Ramadhan hendak-nya lebih giat lagi beribadah
dan i’tikaf di masjid menyambut malam lailatul qadar.
Sabda Nabi saw. :
“Dari
Aisyah r.a. berkata: Apabila telah masuk sepuluh hari yang terakhir bulan
Ramadhan, Nabi saw. lebih giat lagi beribadat menghidupkan malam-malamnya. Beliau
membangunkan keluarganya untuk beribadah, Beliau lebih tekun dan Beliau
mengencangkan ikat sarungnya (menjauhi istrinya untuk lebih banyak mendekati
Allah swt.).”
(H.R. Muslim)
Sabda Nabi saw. :
“Barangsiapa
mengerjakan ibadah di malam lailatul qadar karena imannya kepada Allah dan
karena mengharapkan rida-Nya, maka diampunilah dosanya yang telah lalu.”
(H.R. al-Bukhari dan Muslim)
Adapun doa yang dibaca pada malam lailatul qadar adalah.
Allaahumma
innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (Ya Allah!
Sesungguhnya Engkau adalah Tuhan yang Maha pemaaf. Engkau suka memberi maaf,
maka maafkanlah aku.
0 komentar:
Post a Comment