Seorang muslim bilamana
makan hendaknya diniatkan agar kuat melaksanakan ibadah. Namun Nabi saw. Pun
melarang seseorang yang berniat akan berpuasa terus menerus, karena setiap
anggota tubuh mempunyai hak yang harus dipenuhi yaitu makan dan minum.
Makanan dan minuman yang
dikonsumsi manusia berpengaruh besar terhadap kesehatan dan pertumbuhan jasmani
dan rohani, bahkan dapat membentuk citra kepribadian dan mental bagi seseorang
yang mengonsumsinya.
Berikut ini beberapa etika
Islam dalam hal makan dan minum sebagai berikut.
![](https://ilmushoru.files.wordpress.com/2015/02/si-anak-makan.jpg)
1.
Mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan
Sebelum makan, tangan harus
dibersihkan dengan air terlebih dahulu, sama seperti membasuh tangan dalam
berwudhu ketika kita akan shalat, agar semua kotoran yang melekat pada hilang,
tidak ikut masuk ke dalam perut bersama makanan yang seringkali membawa dan
menimbulkan penyakit.
Adapun membasuh tangan
sesudah makan bertujuan agar segala bau dan sisa-sisa makanan yang masih menempel
pada jari-jari tangan itu menjadi hilang sehingga tangan tetap bersih dan
sehat.
Sebagaimana dalam hadis
berikut ini.
“Keberkahan
makanan terletak pada mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.”
(H.R. Abu Dawud)
2.
Menyebut
nama Allah pada mulanya dan Alhamdulillah pada akhirnya
Apabila seseorang hendak
makan terlebih dahulu membaca basmalah dan doa agar makan kita mengandung
berkah dan setan tidak dapat turut serta makan bersama kita.
3.
Disunnahkan
makan berjamaah
Disunnahkan makan
bersama-sama dengan memperbanyak anggota, baik dengan anggota keluarga maupun
orang lain, karena akan memberikan keberkahan.
Sabda Nabi saw. :
“Dari
Jabir r.a. saya telah mendengar Rasulullah saw. Bersabda: makanan satu orang
mencukupi untuk dua orang, dan makanan dua orang cukup buat empat orang, dan
makanan empat orang cukup untuk delapan orang.”
(H.R. Muslim)
4. Rela dengan makanan yang telah
dihidangkan
Bersikap qonaah yakni
menerima dan bersyukur atas rezeki dan nikmat yang diperolehnya.
Hadis Nabi saw. :
“Barangsiapa
yang rela atau menerima dengan rezeki yang sedikit dari Allah, maka Allah juga
rela dengan sedikit amal dari padanya.”
(H.R. al-Baihaqi)
Seorang muslim harus
mensyukuri nikmat Allah walau sekecil apapun, karena sikap syukur dan qonaah
ini akan menjadikan nikmat itu semakin bertambah besar.
Firman Allah swt. :
“Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka azab-Ku sangat berat.”
(Q.S. Ibrahim: 7)
5.
Menggunakan
tangan kanan ketika makan dan minum
Nabi Muhammad saw.
senantiasa mengajarkan dan memberikan suri tauladan kepada umatnya dalam hal
makan dan minum dengan meggunakan tangan kanan, sebab setan bila makan atau
minum selalu menggunakan tangan kiri.
Begitupun dalam hal yang
baik, hendaknya menggunakan dan mendahulukan yang kanan. Hadis Nabi saw. :
“Dari
Ibnu Umar r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda: Apabila kamu makan dan minum,
maka makan dan minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya setan bila
makan dan minum menggunkan tangan kirinya.”
(H.R. Muslim)
6. Sunnah melepas alas kaki ketika makan
Melepas sandal atau sepatu
ketika makan dapat memberikan rasa nyaman bagi kedua telapak kaki. Sabda Nabi
saw. :
“Apabila
disuguhkan kepada seorang di antara kalian makanan sedangkan ia masih memakai
kedua sandalnya, maka hendaklah ia melepaskan kedua sandalnya itu, karena
sesungguhnya hal itu lebih enak bagi kedua telapak kakinya dan hal itu merupakan sunnah.”
(H.R. Abu Ya’la dari Anas)
7.
Mendinginkan
makanan sebelum dimakan
Memakan makanan yang masih
panas hukumnya makruh karena dapat merusak kesehatan. Oleh karena itu hendaknya
bila seseorang mau maka, terlebih dahulu mendinginkan dulu makanannya beberapa
saat hingga tidak terlalu panas, sehingga makanan tersebut membawa berkah dan
bukan mengakibatkan penyakit.
Hadis Nabi saw. :
“Nabi
saw. melarang memakan makanan yang masih panas kecuali panasnya telah reda.”
(H.R. ath-Thabrani)
8.
Makanlah
makanan dengan posisi duduk yang baik
Makruh hukumnya makan sambil
bersandar karena membahayakan bagi kesehatan. Makann dengan posisi duduk tegak
lurus akan mempermudah dan memperlancar makanan masuk ke dalam perut sehingga
mudah dicerna dengan baik. Sabda Nabi saw. :
“Dari
Abi Juhaifah Wahb bin Abdullah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Saya
tidak pernah makan sambil bersandar.”
(H.R. al-Bukhari)
9.
Makruh
meniup-niup makanan
Meniup makanan atau minuman
yang masih panas termasuk perbuatan makruh. Biarkanlah makanan atau minuman itu
hingga panasnya reda. Hadis Nabi saw. :
“Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Bahwa Nabi saw. telah melarang berafas
dalam tempat air dan meniup-niup makanan dan minuman.”
(H.R. at-Tirmidzi)
10.
Tidak
makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum keyang
Makan terlalu banyak
hukumnya makruh, apalagi berlebihan atau melampaui batas, karena hal ini akan
menyebabkan orang menjadi pemalas nahkan kurang baik bagi kesehatan.
Firman Allah swt. :
“Makan
dan minumlah tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebihan.”
(Q.S. al-A’raf: 31)
Dalam Hadis Nabi saw. dijelaskan
dengan rinci dan jelas porsi makanan yang ideal untuk dikosumsi perut.
“Anak
Adam tidak memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya sendiri. Cukuplah
bagi anak Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tulang rusuknya. Jikapun
ingin berbuat lebih, maka 1/3 rongga perutnya untuk makanan dan 1/3 untuk
minuman dan 1/3 rongga perutnya lagi untuk nafasnya.”
(H.R. at-Tirmidzi)
11.
Sunnah
makan dengan menggunakan tiga jari
Rasulullah saw. bila makan
menggunaka tiga jari, disunahkan demikian agar kita makan dengan menyedikitkan
suapan. Sebagaimana yang diceritakan dalam hadis berikut.
“Dari Ibnu Ka’ab bin Malik, dari bapaknya berkata: Rasulullah saw. makan
dengan tiga jari dan mengulum tangannya (jari-jarinya) sebelum mengusapnya.”
(H.R. Muslim)
12.
Disunnahkan
bila makan dimulai dari pinggir
Rasulullah saw. apabila
makan selalu memulainya dari pinggir agar keberkahan dapat dirunut dari awal
sampai akhir. Sabda Nabi saw. :
“Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Berkah itu
turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari tepi-tepinya dan jangan
makan dari tengah-tengahnya.”
(H.R. Abu Dawud dan
at-Tirmidzi)
13.
Mengambil
makanan yang terjatuh
Bila kita makan kemudian ada
yang terjatuh maka ambilah makanan tersebut dengan membuang sisa makanan yang
kotor dan mengulum jari-jarinya setelah makan sebelum dibersihkan dengan sapu
tangan atau air, karena kita tak pernah
tahu di bagian manakah berkah Allah hadir pada makanan yang sedang kita
makan.
Hadis Nabi saw.:
“Dari
Jabir r.a. berkata: Rasulullah telah bersabda: Apabila suapanmu jatuh, ambilah
kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih. Janganlah
engkau membersihkan tanganmu dengan lap (sapu tangan) sebelum engkau mengulum
jari-jarimu. Karena kamu tidak mengetahui makanan mana yang membawa berkah.”
(H.R. Muslim)
14.
Makruh
mencela makanan dan sunnah memujinya
Bila di antara kita
dihidangkan makanan yang tidak disukaiya hendaknya jangan mencelanya, lebih
baik diam atau membiarkannya. Etika demikian sering dilakukan oleh Rasulullah
saw., sebagaimana yang diceritakan dalam hadis berikut ini.
“Dari Abu Hurairah r.a.
berkata: Rasulullah saw. tidak pernah mencela makanan apapun, sekali-kali
tidak. Apabila Beliau menyukai suatu makanan dimakannya dan apabila Beliau
tidak menyukainya dibiarkannya.”
(H.R. Muslim)
15.
Melumat
atau mengunyah makanan dengan dzikrullah
Hal ini dimaksudkan bahwa
tujuan makan itu agar kuat dalam melaksanakan ibadah, dan janngan sekali-kali
tidur sehabis makan karena hal ini akan menyebabkan seeseorang berperut besar
dan pemalas.
Hadis Nabi saw. :
“Lumatkanlah makanan kalian dengan dzikrullah dan shalat dan janganlah
kalian tidur setelah makan, karena akan menyebabkan hati kalian menjadi sesat
(keras).”
(H.R. Abu Nu’aim)
16.
Mendahulukan
makan sebelum shalat
Apabila waktu shalat telah
tiba, sedangkan makan malam telah dihidangkan maka hendaknya makan malam
terlebih dahulu, kemudian shalat Isya‘. Hal ini dimaksudkan mengerjakan ibadah
dalam keadaan perut tidak lapar akan membantu kosentrasi dan ketenangan kita dalam
shalat, sebagaimana dijelaska dalam hadis Nabi saw. :
“Apabila makanan malam telah terhidang, sedangkan shalat didirikan maka
makan malamlah terlebih dahulu.”
(H.R. al-Bukhari)
17.
Mengonsumsi
makanan dan minuman yang halal dan thayyib
Seseorang yang membiasakan
makan makanan yang kotor atau minuman yang memabukkan akan berpengaruh negatif
terhadap perkembangan jasmani dan rohani. Mengonsumsi makanan dan minuman yang
halal dan thayyib tidak dapat dipisahkan, karena dengan sesuatu yang halal kita
akan terlepas dari pengaruh negatif baik di dunia maupun di akhirat. Sedangkan
higienis dan bergizi (thayyib) baik untuk kesehatan tubuh.
Firman Allah:
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh
setan itu musuh yang nyata bagimu.”
(Q.S. al-Baqarah: 168)
0 komentar:
Post a Comment