Telah sah menurut syariat bahwa suami yang menggauli istrinya termasuk perbuatan sedekah dan mendapat pahala dari Allah. Menggauli istri merupakan hak dan kewajiban seorang suami. Namun demikian dalam menggauli istrinya, seorang suami tidak boleh hanya mengutamakan kepentingan, tapi juga harus memperhatikan kepentingan istrinya.
Berikut ini etika yang harus diperhatikan suami dalam menggauli istrinya antara lain sebagai berikut.
1. Mengucapkan salam ketika masuk kamar
Suami mengucapkan salam ketika akan masuk ke dalam kamar istrinya, karena melakukan hal yang demikian ini akan memberikan keberkahan dan keharmonisan keluarga.
Hadis Nabi saw.:
“Wahai anakku, jika engkau datang pada keluargamu, maka ucapkanlah salam, maka akan menjadi keberkahan atasmu dan atas keluargamu.”
(H.R. at-Tirmidzi)
2. Mengerjakan shalat sunnah dua rakaat dengan diikuti istri sebagai makmum
Berdoa kepada Allah untuk memohon kebaikan dan keberkahan dalam meniti rumah tangga bersama istri sebagai pendaamping hidup setia.
Hadis Nabi saw.:
“Sesungguhnya rasa kasih sayang itu dari Allah, sedangkan kebecian itu dari setan di mana ia berkeinginan untuk membencikan kepada kalian pada apa yang telah dihalalkan padamu. Maka apabila istrimu datang kepadamu maka perintahkanlah ia agar shalat di belakangmu, dua rakaat dan ucapkanlah doa: Allahumma baarik lii fii ahlii, wabaarik lahum fiyya. Allahummajma’ bainanaa maa jama’ta bikhoirin wafarriq bainanaa idzaa farroqta ilaa khoir (Ya Allah, berilah berkah bagiku dalam keluargaku dan berilah berkah bagi mereka kepadaku, ya Allah kumpulkan antara kami apa yang Engkau kumpulkan dengan kebaikan dan pisahkan antara kami jika Engkau memisahkan untuk menuju kebaikan.”
(Ditakhjirkan oleh Ibnu Abu Syaibah)
3. Memohon kebaikan dari watak dan perangai istri
Memohon kepada Allah akan keberkahan dan kebaikan watak istri sambil meletakkan tangan di atas kepala istrinya.
Hadis Nabi saw.:
“Apabila salah seorang di antara kamu mendekati seorang wanita (istri) maka hendaklah ia memegang ubun-ubunnya sambil membaca basmalah dan memanjatkan do’a:
Allahumma innii as-aluka min khoiriha wa khoiri maa jabaltaha ‘alaihi wa-a’uudzu bika min syarrihaa wa syarri maa jabaltahaa ‘alaihi (Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu akan kebaikannya dan kebaikan wataknya dan aku mohon perlindungan pada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan wataknya).”
(H.R. al-Bukhari dan Abu Dawud)
4. Badan dalam keadaan bersih
Hendaknya para suami dan istri dalam keadaan bersih dan memakai wangi-wangian yang dapat membantu membangkitkan gairah erotik.
Hadis Nabi saw.:
“Bahwasanya seorang perempuan bertanya kepada Nabi saw. tentang mandi dari haid. Rasulullah saw, menyuruhnya tentang cara mandi, beliau bersabda: Ambilah sebagian minyak misik lalu bersucilah dengannya, Ia bertanya: Bagaimana aku cara aku bersuci dengannya? Beliau bersabda: Subhanallah, bersucilah! Aisyah berkata, lalu ia saya tarik dan aku pun menjelaskan kepadanya..ikutlah setelah darah dengan minyak misik.”
(H.R. al-Bukhari dan Muslim)
5. Bermesraan (foreplay) sebelum bersetubuh agar masing-masing keduanya mencapai puncak orgasme
Nabi saw. melarang melakukan persetubuhan sebelum bermesraan terlebih dahulu sebagaimana pemanasannya. Apabila seseorang menggauli istrinya yang masih belum terangsang atau belum dalam keadaan siap, maka hal ini akan menyebabkan iritasi pada dinding kemaluannya, kemudian akan menjadi infeksi. Apabila hal ini dilakukan berulang-ulang akibatnya akan membahayakan kedua belah pihak (suami istri). Tiada satu perkara pun yang dianjurkan oleh Nabi saw. melainkan di dalamnya terkandung manfaat dan tiada sesuatu yang dilarang oleh Nabi melainkan di dalamnya terkandung bahaya dan mudarat.
Hadis Nabi saw.:
“Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang mengumpuli, tetapi agar ada utusan antara keduanya, maka ditanyakan: Apakah yang dimaksud dengan utusan itu? Beliau bersabda yaitu mencium dan bercanda (cumbu rayu).”
(H.R. ad-Dailami)
6. Memperhatikan syahwat istri (pasangan)
Suami hendaknnya memperhatikan syahwat istrinya, tidak boleh berlaku egois untuk mendapatkan kepuasan sendiri tanpa memperhatikan syahwat istrinya. Usahakan untuk mencapai orgasme secara bersamaan, karena akan menambah kenikmatan coitus yang tiada tara.
7. Menutup diri dengan selimut saat senggama
Bersenggama dengan tubuh telanjang akan menambah kenikmatan, tetapi hendaknya menutup dengan selimut, karena orang yang beriman merasa malu dirinya dilihat oleh Allah dalam keadaan telanjang bulat.
Hadis Nabi saw.:
“Apabila kamu mendatangi istrimu hendaknya bersselimut janganlah bertelanjang seperti telanjangnya binatang.”
(H.R. Ibnu Majah)
8. Berdoa mohon perlindungan dari campur tangan setan
Saat akan bersenggama disunatkan untuk membaca basmalah dan mohon perlindungan kepada Allah dari campur tangan setan. Adapun doa yang dibaca sebagaimana dalam hadis berikut.
“Rasulullah saw. bersabda: Kalaulah mereka bila hendak menggauli istrinya, lalu membaca doa: Bismillaahi Allhaumma jannibnasy syaithoona wajannabisy syaithoona maa rozaqtanaa (Dengan nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kiranya setan dari kami dan jauhkan setan dari anak yang Engkau berikan kepada kami) kalau ditakdirkan keduanya dikaruniai anak, niscaya untuk selamanya setan tidak akan membahayakan kepada anak itu.”
(H.R. Muslim)
9. Suami bebas menggaulinya dengan cara yang disukainya asal tidak pada lubang duburnya
Islam melarang keras perilaku seksual seperti sodomi (hubungan seksual lewat anus), homoseksual, lesbian atau melepaskan nafsu seksualnya dengan sesama jenisnya, dan bestialti (bersetubuh dengan hewan), karena menyalahi fitrah dan aturan agama sebagaimana yang pernah dilakukan kaum Nabi Luth.
Firman Allah swt.:
“Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai.”
(Q.S. al-Baqarah)
Hadis Nabi saw.:
“Sungguh terlaknat/terkutuk orang yang mengumpuli wanita (istri) pada lubang duburnya.”
(H.R. Ibnu Addy, Abu Dawud dan Ahmad)
Diriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang kalian temui melakukan perbuatan kaum Luth (homoseksual) maka bunuhlah kedua pelakunya.”
(H.R. Ibnu Majah, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan an-Nisa’i)
Hadis Nabi saw.:
“Barangsiapa yang berhubungan kelamin dengan hewan maka bunuhlah ia dan bunuhlah (pula) hewannya.”
(H.R. at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad)
10. Istri harus dalam keadaan suci
Tidak boleh jima’ atau mengumpuli istri yang sedang menstruasi atau nifas karena dilarang agama dan juga tidak baik untuk kesehatan, karena akan memberikan pengaruh negatif terhadap keduanya dan anak yang akan dilahirkannya.
Firman Allah swt.:
“Karena itu jauhilah istri pada waktu haid, dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci . Apabila mereka telah suci campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu.”
(Q.S. al-Baqarah: 222)
11. Boleh melakukan Azl (Coitus Interuptus)
Pada dasarnya Islam menyukai banyak anak, karena hal ini sebagai tanda dari adanya kekuatan daya pertahanan terhadap umat dan bangsa lain. Sebagaimana dikatakan bahwa kebesaran terletak pada keturunan yang banyak, karena itu Islam mensyariatkan kawin.
Hadis Nabi saw.:
“Kawinlah dengan wanita yang subur lagi pecinta. Karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kaum pada umat-umat lain pada hari kiamat nanti.”
(H.R. Ahmad)
Namun demikian, dalam keadaan-keadaan tertentu Islam tidak mengahalangi pembatasan kelahiran bagi yang sudah banyak anaknya sedangkan ekonomi keluarganya lemah dan tidak sanggup lagi memikul biaya pendidikan anak-anaknya dengan sebaik-baiknya.
Pembatasan atau pengaturan kelahiran dapat dilakukan dengan cara pengobatan mencegah kehamilan dengan program KB seperti spiral, IUD, atau dengna melakukan azl (mengeluarkan sperma di luar rahim istrinya).
Hadis Nabi saw.:
“Dari Jabir berkata: Kami dahulu di zaman Nabi saw. melakukan azl sedang Al-Qur’an masih turun.”
(H.R. al-Bukhari dan Muslim)
“Dari Jabir berkata: Kami dahulu di zaman Rasululla saw. melakukan azl. Hal ini sampai pada Rasulullah tapi Beliau tidak melarang kami.”
(H.R. Muslim)
12. Berwudhu atau mandi setiap kali akan senggama
Bila suami istri akan senggama disunatkan untuk berwudhu, jika ia mandi terlebih dahulu itu lebih baik, karena disamping menjaga kebersihan juga akan menambah kesegaran tubuh.
Hadis Nabi saw.:
“Dari Abu Said Al Khudri r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda: Apabila kamu bersenggama kemudian hendak mengulanginya lagi maka hendaklah berwudhu lebih dahulu.”
(H.R. Muslim)
13. Berdoa setelah melakukan senggama
Bila istri telah melakukan hajatnya hendaknya berdoa semoga benih yang ditanam bersemi dengan baik.
Adapun doanya sebagai berikut.
Alhamdu lillaahil ladzii kholaqo minal maa’i basyaroo.
Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dari air.”
14. Suami atau istri tidak boleh membuka rahasia atau cerita tentang hubungan suami istri di tempat tidur
Aktivitas di tempat tidur menjadi rahasia pasutri untuk saling menutupi hal-hal yang tabu, juga dari kekurangan dan kelemahan masing-masing.
Hadis Nabi saw.:
“Dari Abu Sa’id Al Khudri katanya: Rasulullah saw. bersabda: Seburuk-buruk tempat manusia di sisi Allah kelak di hari kiamat ialah tempat suami yang telak saling percaya mempercayai istrinya, tetapi kemudian si suami membuka rahasia pribadi istrinya sendiri.”
(H.R. Muslim)
0 komentar:
Post a Comment